Rabu, 13 Juli 2016

8 Hobi Yang Asyik Tetapi Mulai Ditinggalkan

8 Hobi Yang Asyik Tetapi Mulai Ditinggalkan 


Entah kita sadari atau tidak, hobi membuat beban hidup kita terasa ringan. Sebab, dengan melakukan hobi, artinya kita sedang mengerjakan sesuatu yang kita senangi. Gak ada paksaan dalam aktivitas itu.

Ada begitu banyak hobi yang ada di tengah masyarakat, dari yang unik sampai yang bisa mendatangkan pendapatan. Tapi pada zaman digital ini ada beberapa hobi asyik yang sedikit terlupakan.

Hobi-hobi yang mengasyikkan itu sepertinya sudah gak dianggap menarik. Padahal hobi itu menjanjikan sejumlah manfaat buat kita. Simak 8 hobi yang asyik, namun mulai ditinggalkan, berikut ini:

1. Koleksi tanda tangan

Hobi koleksi yang satu ini juga menantang. Tapi kini sedikit orang yang punya hobi mengumpulkan tanda tangan orang terkenal, seperti selebritas dan tokoh negara.

Dulu setiap kali ada tokoh terkenal, terutama artis, yang mampir ke suatu daerah, masyarakat daerah itu sering berbondong-bondong datang dengan menyodorkan buku koleksi tanda tangan atau kertas dan pulpen. Masyarakat itu didominasi pemuda-pemudi tentunya.

Tapi kini, jika ada artis, para ABG gak akan meminta tanda tangan. Mereka akan langsung mengeluarkan smartphone lalu jepreet…selfie. Semenit kemudian, foto selfie itu sudah mejeng di akun media sosial mereka.

2. Baca buku

Coba deh, naik kereta komuter atau bus. Bandingkan jumlah orang yang mainan hape dan yang membaca buku. Bisa-bisa perbandingannya 10:0.

Hobi baca buku kini mulai terlupakan karena masyarakat lebih suka baca timeline Twitter atau Facebook. Di rumah pun orang-orang lebih banyak menghabiskan waktu dengan menonton televisi.

Sementara itu, para ibu tak lagi membacakan buku buat putra-putrinya sebelum tidur. Padahal dari buku banyak pengetahuan yang bisa didapat.



3.Korespondensi

Hobi korespondensi berhubungan erat dengan filateli. Dulu hampir setiap anak sekolah punya sahabat pena. Kini anak-anak mungkin tak tahu apa itu sahabat pena.

Tradisi berkirim surat kepada teman yang berada di tempat yang jauh sudah ditinggalkan. Tradisi ini dulu difasilitasi majalah anak-anak dan remaja yang memuat surat pembaca.

Sebenarnya hobi surat-menyurat ini bisa dipertahankan dengan memanfaatkan e-mail. Tapi sepertinya para remaja sekarang membuat alamat e-mail hanya untuk mendaftar ke Facebook, bukan mencari sahabat pena.

4. Bersepeda

Hobi bersepeda yang mulai ditinggalkan sempat naik daun lagi lewat tren seli alias sepeda lipat. Tapi tren itu kini mulai kembali meredup.

Sebabnya, terutama di daerah perkotaan, tempat untuk bersepeda sangat jarang dijumpai. Orang-orang kota lebih memilih mobil atau sepeda motor sebagai tunggangan utama. Jalur sepeda disisihkan.

Bahkan mereka sampai bela-belain kredit sepeda motor karena alat transportasi ini dinilai murah, praktis, dan efisien dalam menghadapi kemacetan lalu lintas. Sekumpulan anak usia SMP yang bermain sepeda saat sore hari pun sudah tak ada.

Gantinya, mereka ngebut di jalanan menggunakan sepeda motor ayahnya tanpa helm. Sudah begitu berboncengan tiga orang.

5. Merangkai bunga

Hobi yang dulu banyak ditekuni para gadis ini juga mulai ditinggalkan. Memang, hobi merangkai bunga memerlukan ketelatenan. Tapi justru karena itulah hobi ini bermanfaat.

Buat anak-anak dan remaja, hobi merangkai bunga bisa melatih kesabaran dan menyalurkan bakat seni. Sedangkan bagi mereka yang sudah dewasa, terutama ibu-ibu, hobi ini bisa dijadikan ladang bisnis.


6. Kliping

Dulu hampir setiap murid pasti pernah mendapat tugas kliping atau mengumpulkan potongan berita dari koran. Tugas ini lalu berkembang menjadi hobi.

Yang dikumpulkan pun tak lagi potongan berita, tapi resep masakan, gambar pakaian, dan bahkan gambar artis yang digandrungi. Semuanya diambil dari koran atau majalah dengan modal gunting.


7.Berkebun

Hobi yang satu ini juga identik dengan kaum Hawa. Dulu banyak remaja perempuan dan ibu-ibu yang mengoleksi bunga-bunga dan merawatnya dengan baik.

Kini jarang dijumpai gadis yang punya hobi berkebun. Mungkin karena sudah tak ada lahan buat menanam bunga yang bisa dijadikan sarana melepas kepenatan.





8. Filateli

Filateli atau koleksi prangko mulai jarang dijumpai di Indonesia. Soalnya orang-orang sudah beralih ke sistem digital untuk berkirim surat.

Prangko adalah bukti pembayaran biaya berkirim surat melalui kantor pos. Setiap kali hendak mengirim surat, kita harus menempelkan prangko pada amplop surat tersebut.

Tapi kini sudah zamannya Facebook, Twitter, dan e-mail. Berkirim surat lewat kantor pos dianggap jadul sehingga gak populer.

Dulu orang bangga punya album prangko yang penuh terisi. Apalagi kalau di antara koleksi itu terdapat prangko istimewa yang diterbitkan secara terbatas alias gak semua orang bisa memiliki prangko tersebut.

Di balik hobi koleksi prangko, ada satu manfaat komersial. Prangko yang langka memiliki nilai jual yang tinggi.

Prangko termahal di Indonesia tercatat bernilai fantastis: Rp 20 miliar!! Prangko itu dicetak pada 1864 atau zaman Hindia Belanda dengan cap pos Ngawi, Jawa Timur. Hanya segelinitir orang yang punya prangko tersebut.

Demikianlah artikel mengenai 8 hobi yang asyik tetapi mulai ditinggalkan. Terima kasih sudah membaca dan semoga bermanfaat.


0 komentar:

Posting Komentar